tag:blogger.com,1999:blog-81196679670367985752024-03-13T19:03:15.482-07:00Iman dan TauhidSebagai Seorang Moslem Seharusnya Memiliki Iman dan Tauhid Yang KuatYanhttp://www.blogger.com/profile/01505094454131719686noreply@blogger.comBlogger7125tag:blogger.com,1999:blog-8119667967036798575.post-49079537040455469092009-06-13T07:52:00.000-07:002009-06-17T21:39:48.773-07:00DUIT<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="border-collapse: collapse" bordercolor="#111111" width="100%"><br /> <tr><br /> <td width="50%" bgcolor="#00FF00"><b>nama</b></td><br /> <td width="50%" bgcolor="#00FF00"><b>kelas</b></td><br /> </tr><br /> <tr><br /> <td width="50%">hardi</td><br /> <td width="50%">2 b</td><br /> </tr><br /></table>Yanhttp://www.blogger.com/profile/01505094454131719686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8119667967036798575.post-43465148200872720262009-06-10T00:00:00.000-07:002009-06-10T00:02:35.439-07:00Sipat 20 Alloh<div style="text-align: justify;">Adapun sifat yang wajib bagi Allah Taala itu Duapuluh (20) Sifat, dan yang mustahil Duapuluh (20) Sifat dan yang harus itu Satu (1) Sifat sahaja. *<br /><br /><br />awam 1/12/2007 - 2:57:24<br />Adapun yang wajib bagi Ketuhanan itu bersifat dengan enam (6) sifat, 1-Sifat Nafsiyah, yaitu Wujud. 2-Sifat Salbiyah yaitu, Qidam, Baqa, Mukhalafatuhulilkhawadits, Qiyamuhubinafsihi, Wahdaniat. 3-Sifat Ma’ani, yaitu, Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Sami’, Bashir dan Kalam. 4-Sifat Ma’nawiah, yaitu Qadirun, Muridun, ‘Alimun, Hayyun, Sami’un, Bashirrun, Muttaqalimuun. 5-Sifat Istighna, yaitu, Wujud, Qidam, Baqa, Mukhalafatuhulilkhawadits, Qiyamuhu binafsihi, Sami’, Bashir, Kalam, Sami’un, Bashirun, Muttakallimun. 6-Sifat Iftiqar, yaitu Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Qodirun, Muridun, ‘Alimun, Hayyun, Wahdaniah. Sifat yang ke 5 dan 6 adalah Sifat Ketuhanan yang menghimpunkan Nafi dan Isbat pada sifat2 sebelumnya. *<br />---<br /><br /><br />awam 1/12/2007 - 2:58:00<br />Bahagian pertama sifat Nafsiyah: Wujud, artinya ada, yang ada itu Zat Allah Ta’ala, lawannya ‘Adum, artinya tiada yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan Allah Ta’ala itu tiada karena jikalau Allah Ta’ala itu tiada niscaya tiadalah ada alam ini, alam ini jadilah dengan sendirinya. Jikalau alam ini jadi dengan sendirinya niscaya jadilah bersamaan pada suatu pekerjaan atau berat salah satu, maka sekarang alam ini telah nyata adanya sebagaimana yang kita lihat sekarang ini dan teratur serta tersusun segala pekerjaannya maka menerimalah aqal kita wajib adanya Allah Ta’ala dan mustahil lawannya tiada. Adapun dalilnya yaitu firmannya dalam Al Qur’an: -Allahu kholiqu kullu syai’in-, artinya, Allah Ta’ala jualah yang menjadikan tiap-tiap sesuatu.Adapun Wujud itu sifat Nafsiyah, Ada itulah diriNya haq Ta’ala. Adapun ta’rif sifat nafsiyah itu: Hiya huwa wala hiya ghoiruhu, artinya, sifat inilah Zat Haq Ta’ala, tiada Dia lain daripadaNya yakni -Sifat pada lafadz Zat pada makna. Adapun Hakikat sifat nafsiyah itu : Hiyalhalulwajibatu lizzati maadaamati azzatu ghoiru mu’alalahi bi’illati, artinya, hal yang wajib bagi Zat selama ada Zat itu tiada dikarenakan dengan suatu karena yakni: 1-AdaNya itu tiada karena jadi oleh sesuatu. 2-Tiada Dia terjadi dengan sendiriNya. 3-Tiada Dia menjadikan diriNya sendiri. 4-Tiada Dia berjadi-jadian.Adapun Wujud itu dikatakan sifat Nafsiyah karena Wujud menunjukkan sebenar-benar diriNya Zat, tiada lainNya dan tiada boleh dipisahkan Wujud itu lain daripada Zat seperti sifat yang lain-lain. *<br />---<br /><br /><br />awam 1/12/2007 - 2:58:40<br />Adapun Wujud itu tiga bahagi:1-Wujud Haqiqi, yaitu Zat Allah Ta’ala maka wujud-Nya itu tiada permulaan dan tiada kesudahan maka wujud itu bersifat Qadim dan Baqa’, inilah wujud sebenarnya. 2-Wujud Mujazi, yaitu zat segala makhluk maka wujudnya itu ada permulaan dan ada kesudahan tiada bersifat Qadim dan Baqa’, sebab wujudnya itu dinamakan wujud Mujazi karena wujudnya itu bersandarkan Qudrat dan Iradat Allah Ta’ala. 3-Wujud ‘Ardy, yaitu zat ‘Arodul wujud maka wujudnya itu ada permulaan dan tiada kesudahan seperti ruh, syurga, neraka, Arasy, Kursyi dan lain-lain. Adapun yang Mawujud selain Allah Ta’ala dua bahagi: 1-Mawujud dalam ‘alam syahadah, yaitu yang di dapat dengan khawas yang lima seperti langit, bumi, kayu, manusia, binatang dan lain-lain. 2-Mawujud didalam ‘alam ghaib yang tiada didapat dengan khawas yang lima tetapi didapat dengan nur iman dan Kasaf kepada siapa-siapa yang dikaruniakan Allah Ta’ala seperti Malaikat, Jin, Syaitan, Nur dan lain-lain. Adapun segala yang Mawujud itu lima tempat: 1-Mawujud pada Zihin yaitu ada pada ‘aqal. 2-Mawujud pada Ghorij yaitu ada kenyataan bekas. 3-Mawujud pada Khayal yaitu seperti bayang-bayang dalam air atau yang didalam mimpi. 4-Mawujud pada Dalil yaitu ada pada dalil seperti asap tanda ada api.5-Mawujud pada Ma’rifat yaitu dengan pengenalan yang putus tiada dapat diselingi lagi terus Dia Ma’rifat kepada Allah Ta’ala. Sekarang kita masuk membicarakan Wujud-Nya dengan jalan dalil: 1-Dalil yang didapat dari Khawas yang lima tiada dapat didustakan. 2-Dalil yang didapat dari Khabar Mutawatir tiada dapat didustakan. 3-Dalil yang didapat daripada ‘Aqal tiada dapat didustakan. 4-Dalil yang didapat daripada Rasulullah tiada dapat didustakan. 5-Dalil yang didapat daripada firman Allah Ta’ala tiada dapat didustakan. *<br />---<br /><br /><br />awam 1/12/2007 - 2:59:13<br />Bahagian kedua sifat Salbiyah: Adapun hakikat sifat Salbiyah itu: -wahiya dallat ‘alallafiy maalaa khaliyqu billahi ‘aza wajalla-, artinya barang yang menunjukkan atas menafikan apa-apa yang tiada patut dan tiada layak pada dzat, pada sifat dan pada af’al Allah Ta’ala yaitu lima sifat: 1-QIDAM, artinya Sedia, Adapun hakikat Qidam ibarat dari menafikan ada permulaan bagi Wujud-Nya yakni tiada permulaan lawannya Hudusy artinya baharu yaitu mustahil tiada diterima oleh akal sekali-kali dikatakan Dia baharu karena jikalau Dia baharu niscaya jadilah Wujud-Nya itu wujud yang harus, tiadalah Dia Wajibalwujud, sekarang telah terdahulu Wajibalwujud bagiNya maka menerimalah aqal kita wajib bagiNya bersifat Qadim dan mustahil lawannya baharu , adapun dalilnya firmannya dalam Al Qur’an: -huwal awwalu-, artinya Dia juga yang awal. Adapun Qadim nisbah pada nama empat perkara: 1-Qadim Hanafi, yaitu Zat Allah Ta’ala. 2-Qadim Sifati, yaitu sifat Allat Ta’ala. 3-Qadim Idofi, yaitu Qadim yang bersandar seperti dahulu bapa daripada anak. 4-Qadim Zamani, yaitu masa yang telah lalu sekurang-kurangnnya setahun. *<br />---<br /><br /><br />awam 1/12/2007 - 3:03:45<br />2-BAQA’ artinya Kekal, Adapun hakikat Baqa’ itu ibarat menafikan ada kesudahan bagi Wujud-Nya yakni tiada kesudahan, lawannya Fana’ artinya binasa yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan Dia binasa, jikalau Dia binasa jadilah Wujud-Nya itu wujud yang baharu, apabila Dia baharu tiadalah Dia bersifat Qadim, sekarang telah terdahulu bagi-Nya wajib bersifat Qadim maka menerimalah aqal kita wajib bagi-Nya bersifat Baqa dan mustahil lawannya binasa, adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Qur’an: wayabqo wajhu robbikauzuljalali wal ikrom, artinya kekal Zat Tuhan kamu yang mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan. Adapun yang Kekal itu dua bahagi:1-Kekal Hakiki, yaitu Zat dan sifat Allah Ta’ala.2-Kekal Ardi, yaitu kekal yang dikekalkan, menerima hukum binasa jikalau dibinasakan Allah Ta’ala, karena ia sebagian daripada mumkin, tetapi tiada dibinasakan maka kekallah ia, maka kekalnya itu dinamakan kekal ‘Ardi, seperti ruh, arasy, kursi, kalam, lauh mahfudh, surga, neraka, bidadari dan telaga nabi. *<br />---<br /><br /><br />awam 1/12/2007 - 3:04:30<br />3-MUKHALAFATUHULILKHAWADITS artinya Bersalahan Allah Ta’ala dengan segala yang baharu.Adapun Hakikat Mukhalafatuhulilhawadits itu diibaratkan menafikan Zat dan Sifat dan Af’al Allah Ta’ala dengan segala sesuatu yang baharu yakni tiada bersamaan dengan segala yang baharu, lawannya Mumassalatuhulilhawadits, artinya bersamaan dengan segala sesuatu yang baharu yakni tiada bersamaan dengan segala yang baharu yaitu tiada diterima oleh aqal dikatakan Allah Ta’ala itu bersamaan dzat-Nya dan sifat-Nya dan af’al-Nya dengan segala yang baharu karena jikalau bersamaan dengan segala yang baharu maka tiadalah Dia bersifat Qadim dan Baqa’, sekarang telah terdahulu wajib bagi Allah Ta’ala bersifat Qadim dan Baqa’ maka menerimalah akal kita wajib bagi Allah Ta’ala bersifat Mukhalafatuhulilhawadits, dan mustahil lawannya Mumasalatu lilhawadits, adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Qur’an: laisa kamislihi sai’in wahuwassami’ul bashir, artinya tiada seumpama Allah Ta’ala dengan segala sesuatu dan Dia mendengar dan melihat. Adapun bersalahan Zat Allah Ta’ala dengan Zat yang baharu karena Zat Allah Ta’ala bukan jirim atau jisim dan bukan jauhar atau ‘ardi dan tiada dapat dijadikan dan tiada bertempat atau jihat dan tiada bermasa atau dikandung masa dan tiada beranak atau diperanakkan.Bersalahan sifat Allah Ta’ala dengan sifat yang baharu karena sifat Allah Ta’ala Qadim dan aum ta'luqnya seperti Sami’ Allah Ta’ala ta'luq pada segala yang mawujud. Adapun sifat yang baharu itu tiada Qadim dan tiada aum ta'luqnya tetapi takluk pada setengah perkara jua seperti yang baharu mendengar Dia pada yang berhuruf dan bersuara dan yang tiada berhuruf dan bersuara tiada Dia mendengar atau yang jauh atau yang tersembunyi seperti gerak-gerak yang dalam hati dan begitu jua sifat-sifat yang lain tiada serupa dengan sifat Allah Ta’ala. Adapun bersalahan perbuatan Allah Ta’ala dengan perbuatan yang baharu karena perbuatan Allah Ta’ala itu memberi bekas dan tiada dengan alat perkakas dan tiada dengan minta tolong dan tiada mengambil faedah dan tiada yang sia-sia. Adapun perbuatan yang baharu tiada memberi bekas dan dengan alat perkakas atau dengan minta tolong dan mengambil faedah. *<br />---<br /><br /><br />awam 1/12/2007 - 3:05:20<br />4-QIYAMUHU BINAFSIHI, artinya Berdiri Allah Ta’ala dengan sendirinya. Adapun hakikat Qiyamuhu binafsihi itu ibarat daripada menafikan berkehendak kepada tempat berdiri dan berkehendak kepada yang menjadikan Dia, yakni tiada berkehendak kepada tempat berdiri dan kepada yang menjadikannya, yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan tiada berdiri dengan sendirinya, karena Dia Zat bukan Sifat jikalau Dia sifat berkehendak kepada tempat berdiri karena sifat itu tiada boleh berdiri dengan sendirinya dan tiada berkehendak kepada yang menjadikan Dia karena Dia Qadim. Jikalau berkehendak Dia kepada yang menjadikan Dia maka jadilah Dia baharu, apabila Dia baharu tiadalah Dia bersifat Qadim dan Baqa’ dan Mukhalafatuhulilhawadits, sekarang menerimalah aqal kita wajib bagi Allah Ta’ala itu bersifat Qiyamuhubinafsihi dan mustahil lawannya Allayakunu ko’iman binafsihi, adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Qur’an: -Innallaha laghaniyyun ‘anil ‘alamiin-, artinya Allah Ta’ala itu terkaya daripada sekalian alam. Adapun segala yang Mawujud yang berkehendak kepada tempat berdiri dan berkehendak kepada yang menjadikan Dia itu empat bahagi:1-Tiada berkehendak kepada yang menjadikan Dia dan tiada berkehendak kepada tempat berdiri yaitu Zat Allah Ta’ala. 2-Berdiri pada Zat Allah Ta’ala dan tiada berkehendak kepada yang menjadikan Dia yaitu sifat Allah Ta’ala. 3-Tiada berkehendak kepada tempat berdiri dan berkehendak kepada yang menjadikan dia yaitu segala jirim yang baharu. 4-Berkehendak kepada tempat berdiri dan berkehendak kepada yang menjadikan dia yaitu segala ‘arad (sifat dan keadaan) yang baharu. *<br />---<br /><br /><br />awam 1/12/2007 - 3:07:20<br />5-WAHDANIAH, artinya Esa. Adapun hakikat Wahdaniah itu ibarat menafikan kammuttasil dan kammumfasil pada Zat, pada Sifat dan pada Af’al. Kammuttasil artinya berbilang-bilang atau bersusun-susun atau berhubung-hubung. Kammumfasil artinya bercerai-cerai banyak yang serupa. Lawannya Ayyakunu wahidan, artinya tiada Dia esa yaitu mustahil tiada diterima oleh akal sekali-kali dikatakan tiada Dia Esa, karena jikalau tiada Dia Esa tiadalah ada alam ini karena banyak yang memberi bekas seperti dikatakan ada dua atau tiga tuhan seperti kata tuhan yang satu keluarkan matahari dari barat dan kata tuhan yang satu lagi keluarkan dari timur dan kata tuhan yang satu lagi keluarkan dari utara atau selatan maka kesudahannya matahari itu tiada keluar, karena tiga yang memberi bekas tentu kalau tuhan yang satu itu mengeluarkan matahari itu dengan sekehendakknya, umpamanya disebelah barat tentu pula tuhan yang lain menidakkannya menurut kehendaknya umpamanya disebelah timur atau utara atau selatan karena tiga-tiga tuhan itu berkuasa maka sekarang kita lihat dengan mata kepala kita sendiri bagaimana keadaan atau perjalanan didalam alam ini semuanya teratur dengan baiknya maka menerimalah aqal kita wajib Wahdaniah bagi Allah Ta’ala dan mustahil lawannya berbilang-bilang atau bercerai-cerai. Adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Qur’an: Qulhuwallahu ahad, artinya katakanlah oleh mu (Muhammad) Allah Ta’ala itu Esa, yakni Esa Zat dan Esa sifat dan Esa Af’al. Adapun Wahdaniah itu pada Zat menafikan dua perkara:1-Menafikan Kammuttasil, yaitu menafikan berbilang-bilang atau bersusun-susun seperti dikatakan Zat Allah Ta’ala itu berdarah berdaging dan bertulang urat atau dikatakan Zat Allah Ta’ala itu kejadian daripada anasir yang empat. 2-Menafikan Kammumfasil, yaitu menafikan bercerai-cerai banyak yang sebangsa atau serupa dikatakan ada zat yang lain seperti Zat Allah Ta’ala, yakni tiada sekali-kali seperti yang demikian itu, maka Kammuttasil dan Kammumfasil itulah yang hendak kita nafikan. Apabila sudah kita nafikan yang dua perkara ini maka barulah dikatakan Ahadiyyatullizzati, yakni Esa Zat Allah Ta’ala. Adapun Wahdaniah pada sifat itu menafikan dua perkara: 1-Menafikan Kammuttasil, yaitu menafikan berbilang-bilang atau bersusun-susun sifat seperti dikatakan ada pada Allah Ta’ala dua Qudrat atau dua Ilmu atau dua Sami’ yakni tiada sekali-kali seperti yang demikian itu berbilang-bilang sifat Allah Ta’ala. 2-Menafikan Kammumfasil, yaitu menafikan bercerai-cerai banyak yang sebangsa atau serupa seperti dikatakan ada Qudrat yang lain atau Ilmu yang lain seperti Qudrat dan Ilmu Allah Ta’ala maka Kammuttasil dan Kammumfasil inilah yang hendak kita nafikan. Apabila sudah kita nafikan yang dua itu maka baharulah kita dikatakan Ahadiyyatussifati, yakni Esa sifat Allah Ta’ala... *<br />---<br /><br /><br />awam 1/12/2007 - 3:08:23<br />Adapun Wahdaniah pada Af’al itu menafikan dua perkara: 1-Menafikan Kammuttasil, yaitu menafikan berhubung atau minta tolong memperbuat suatu perbuatan seperti dikatakan Allah Ta’ala jadikan kuat pada nasi mengenyangkan dan kuat pada air menghilangkan dahaga dan kuat pada api membakar dan kuat pada tajam memutuskan, yakni tiada sekali-kali seperti yang demikian itu perbuatan Allah Ta’ala. 2-Menafikan Kammumfasil, yaitu menafikan bercerai-cerai banyak perbuatan yang memberi bekas seperti dikatakan ada perbuatan yang lain memberi bekas seperti perbuatan Allah Ta’ala, yakni tiada sekali-kali seperti yang demikian itu, maka Kammuttasil dan Kammumfasil inilah yang hendak kita nafikan. Apabila sudah kita nafikan yang dua ini maka baharulah kita dikatakan Ahadiyyatull Af’alu, yakni Esa perbuatan Allah Ta’ala. *<br />---<br /><br /><br />awam 1/12/2007 - 3:21:23<br />Bahagian yang ketiga sifat Ma’ani. Adapun hakikat sifat Ma’ani itu: wahiya kullu sifatu mawujuudatun qo’imatun bimawujuudatun aujabatlahu hukman, artinya tiap-tiap sifat yang berdiri pada Zat Allah Ta’ala maka mewajibkan suatu hukum yaitu Ma’nawiyah. Sifat ini merupakan sifat yang didapat daripada menyaksikan bekas sifat Allah Ta'ala pada diri. Dan membandingkan dengan kenyataan ('Ain) antara yang ada pada diri yang mustahil tidak ada pada Allah Ta'ala dengan Sifat Allah Ta'ala yang diluruskan (DISUCIKAN) dengan sifat Salbiyah pada Ketuhanan, yakni yang menafikan sesuatu yang tidak patut dan tidak layak berdiri pada SifatNya. *<br /><br />awam 1/12/2007 - 3:21:48<br />1-QUDRAT artinya Kuasa. Adapun hakikat Qudrat itu yaitu satu sifat yang Qadim lagi azali yang tsabit berdiri pada Zat Allah Ta’ala, maka dengan Dia mengadakan dan meniadakan bagi segala mumkin muafakat dengan Iradat-Nya. Adapun arti mumkin itu barang yang harus (Ja'iz) adanya atau tiadanya. Adapun mumkin itu empat bahagi: 1-Mumkin Maujuudu ba’dal ‘adum yaitu mumkin yang pada masa sekarang, dahulu tiada, seperti langit dan bumi dan kita semuanya.2-Mumkin Ma’dum ba’dal wujuud, yaitu mumkin yang tiada pada masa sekarang ini dahulunya ada, seperti nabi Adam as, dan datok-datok nenek kita nenek yang sudah tiada. 3-Mumkin syayuzadu, yaitu mumkin yang akan datang seperti hari kiamat, syurga dan neraka. 4-Mumkin Ilmu Allah annahulamyuujadu, yaitu mumkin yang didalam Ilmu Allah Ta’ala tetapi tiada dijadikan seperti hujan emas dan perak dan banyak yang lain lagi. Lawannya ‘ujzun artinya lemah yaitu mustahil tiada diterima oleh akal sekali-kali dikatakan Allah Ta’ala itu lemah karena jikalau Dia lemah niscaya tiadalah ada alam ini karena yang lemah itu tiada dapat memperbuat suatu perbuatan maka sekarang alam ini telah nyata adanya bagaimana yang kita lihat sekarang ini maka menerimalah aqal kita wajib bagi-Nya bersifat Qudrat dan mustahil lawannya ‘Ujzun. Adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Qur’an: wallahu ‘ala kulli sai’inqodir, artinya Allah Ta’ala itu berkuasa atas tiap-tiap sesuatu. Maka Qudrat Allah Ta'ala itu Qidam, Qudrat Allah Ta'ala itu Baqa', Qudrat Allah Ta'ala itu Mukhalafatuhu lil hawadits, Qudrat Allah Ta'ala itu Qiyamu bizzatihi dan Qudrat Allah Ta'ala itu Wahdaniyah. *<br />---<br /><br /><br />awam 1/12/2007 - 3:22:43<br />2-IRADAT artinya Menentukan. Adapun hakikat Iradat itu satu sifat yang Qadim lagi azali yang tsabit berdiri pada Zat Allah Ta’ala maka dengan Dia menentukan sekalian mumkin adanya atau tiadanya muafakat dengan Ilmu-Nya. Adapun Iradat Allah Ta’ala menentukan enam perkara: 1-Menentukan mumkin itu ada atau tiadanya. 2-Menentukan Tempat mumkin itu. 3-Menentukan Jihat mumkin itu. 4-Menentukan Sifat mumkin itu. 5-Menentukan Qadar mumkin itu. 6-Menentukan Masa (waktu) mumkin itu. Lawannya Karahat artinya tiada menentukan atau tiada berkehendak yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan Allah Ta’ala itu tiada menentukan atau tiada berkehendak, karena jikalau tiada Dia menentukan atau tiada Dia berkehendak mengadakan alam ini atau meniadakan alam ini, niscaya tiadalah ada alam ini. Sekarang alam ini telah nyata adanya seperti yang telah kita lihat dengan mata kepala kita sendiri maka menerimalah aqal kita wajib bagi Allah Ta’ala bersifat Iradat dan mustahil lawannya Karahat. Adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Qur’an: fa’allu limaa yuriid, artinya berbuat Allah Ta’ala dengan barang yang ditentukan-Nya. Adapun Iradat dengan amar dan nahi itu tiada berlazim karena: Adakalanya disuruh tetapi tiada dikehendaki seperti Abu jahal, Abu lahab dan segala pengikutnya. Adakalanya disuruh dan dikehendaki seperti Abu Baqa’r dan segala sahabat yang lain. Adakalanya tiada disuruh dan tiada dikehendaki seperti kafir yang banyak. dan Adakalanya tiada disuruh tetapi dikehendaki seperti mengerjakan yang haram dan makruh seperti Nabi Adam as dan Hawa. Maka Iradat Allah Ta'ala itu Qidam, Iradat Allah Ta'ala itu Baqa', Iradat Allah Ta'ala itu Mukhalafatuhu lil hawadits, Iradat Allah Ta'ala itu Qiyamu bizzatihi dan Iradat Allah Ta'ala itu Wahdaniyah. *<br />---<br /><br /><br />awam 1/12/2007 - 3:23:06<br />3-ILMU artinya Mengetahui. Adapun hakikat Ilmu itu yaitu satu sifat yang Qadim lagi Azali yang tsabit berdiri pada Zat Allah Ta’ala maka dengan Dia Mengetahui pada yang wajib, pada yang mustahil, dan pada yang harus. Adapun yang wajib itu Zat dan Sifat maka mengetahui Dia ZatNya dan SifatNya yang Kamalat. Adapun yang mustahil itu yaitu yang menyengutui ketuhanannya atau yang kekurangan baginya maka mengetahui Dia tiada yang menyengutui bagi ketuhanan-Nya dan yang kekurangan pada-Nya. Adapun yang harus itu sekalian alam ini, maka mengetahui Dia segala perkara yang ada pada masa sekarang ini dan segala perkara yang sudah tiada dan segala perkara yang akan diadakan lagi dan tiada terdinding yang dalam Ilmu-Nya sebesar jarah jua pun semuanya diketahui-Nya dengan Ilmu-Nya yang Qadim. Lawannya Jahil, artinya bodoh, yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan Dia Jahil atau bodoh karena jikalau Dia Jahil atau bodoh niscaya tiadalah teratur atau tersusun segala pekerjaan didalam alam ini maka sekarang alam ini telah teratur dan tersusun dengan baiknya, maka menerimalah aqal kita wajib bagi Allah Ta’ala bersifat Ilmu dan mustahil lawannya Jahil atau bodoh. Adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Qur’an: wallahu bikulli syai’in ‘alimun, artinya Allah Ta’ala mengetahui tiap-tiap sesuatu. Maka Ilmu Allah Ta'ala itu Qidam, Ilmu Allah Ta'ala itu Baqa', Ilmu Allah Ta'ala itu Mukhalafatuhu lil hawadits, Ilmu Allah Ta'ala itu Qiyamu bizzatihi dan Ilmu Allah Ta'ala itu Wahdaniyah. *<br />---<br /><br /><br />awam 1/12/2007 - 3:23:32<br />4-HAYAT, artinya Hidup. Adapun hakikat Hayat itu satu sifat yang Qadim lagi Azali yang tsabit berdiri pada Zat Allah Ta’ala maka dengan Dia zohirlah sifat yang lain-lain. Lawannya maut artinya mati, yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan Dia mati karena jikalau Dia mati niscaya tiadalah ada sifat yang lain seperti Qudrat, Iradat dan Ilmu. Maka menerimalah aqal kita wajib bagi Allah Ta’ala bersifat hayat dan mustahil lawannya maut. Adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Qur’an: huwal hayyulazii layamuutu, artinya Dia yang Hidup yang tiada mati. Maka Hayat Allah Ta'ala itu Qidam, Hayat Allah Ta'ala itu Baqa', Hayat Allah Ta'ala itu Mukhalafatuhu lil hawadits, Hayat Allah Ta'ala itu Qiyamu bizzatihi dan Hayat Allah Ta'ala itu Wahdaniyah. *<br />---<br /><br /><br />awam 1/12/2007 - 3:23:52<br />5-SAMI’ artinya Mendengar. Adapun hakikat Sami’ itu yaitu satu sifat yang Qadim lagi Azali yang tsabit berdiri pada Zat Allah Ta’ala maka dengan Dia mendengar segala yang mawujud sama ada yang mawujud itu Qadim atau Muhadas. Adapun mawujud yang Qadim yaitu Zat dan Sifat-Nya, maka mendengar Dia akan Kalam-Nya yang tiada berhuruf dan bersuara dan yang muhadats yaitu sekalian alam ini maka mendengar Dia akan segala perkara yang ada pada masa sekarang ini dan segala perkara yang sudah tiada dan segala perkara yang akan diadakan lagi, maka tiada terdinding pendengarannya oleh sebab jauh atau tersembunyi. Lawannya Somam, artinya pekak atau tuli yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan Dia pekak atau tuli karena jikalau Dia pekak atau tuli niscaya tiadalah dapat Dia memperkenankan seruan makhluk-Nya padahal Menyuruh Dia kepada sekalian makhluk-Nya dengan meminta seperti firman-Nya dalam Al Qur’an: ud’unii astajiblakum, artinya mintalah oleh mu kepada Aku niscaya Aku perkenankan. Maka menerimalah aqal kita wajib bagi Allah Ta’ala bersifat Sami’ dan mustahil lawannya Somam, pekak atau tuli, adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Qur’an: wallahu sami’un ‘alimun, artinya Allah Ta’ala itu yang mendengar dan yang mengetahui. Maka Sami’ Allah Ta'ala itu Qidam, Sami’ Allah Ta'ala itu Baqa', Sami’ Allah Ta'ala itu Mukhalafatuhu lil hawadits, Sami’ Allah Ta'ala itu Qiyamu bizzatihi dan Sami’ Allah Ta'ala itu Wahdaniyah. *<br />---<br /><br /><br />awam 1/12/2007 - 3:24:35<br />6-BASHIR, artinya Melihat. Adapun hakikat Bashir itu satu sifat yang Qadim lagi Azali yang syabit berdiri pada Zat Allah Ta’ala maka dengan Dia melihat segala yang mawujud sama ada yang mawujud itu Qodim atau muhadas. Adapun mawujud yang Qodim itu Zat dan sifat-Nya, maka melihat Dia akan Zat-Nya yang tiada berupa dan berwarna dan sifat-Nya yang kamalat. Adapun mawujud yang muhadas itu sekalian alam ini maka melihat Dia akan segala perkara yang ada pada masa sekarang ini dan segala perkara yang sudah tiada dan segala perkara yang lagi akan diadakan. Tiada terdinding yang pada penglihatan-Nya oleh sebab jauh atau sangat halusnya atau sangat kelamnya. Lawannya ‘Umyun, artinya buta yaitu mustahil tiada diterima oleh akal sekali-kali dikatakan Dia buta karena jikalau Dia buta maka jadilah Dia kekurangan. Maka menerimalah akal kita wajib bagi Allah Ta'’la itu bersifat Bashir dan mustahil lawannya ‘Umyun atau buta , Adapun dalilnya firman-Nya dalam AL Qur’an: wallahu basirun bimaa ta’maluun, artinya Allah Ta’ala itu melihat apa yang kamu kerjakan. Maka Bashir Allah Ta'ala itu Qidam, Bashir Allah Ta'ala itu Baqa', Bashir Allah Ta'ala itu Mukhalafatuhu lil hawadits, Bashir Allah Ta'ala itu Qiyamu bizzatihi dan Bashir Allah Ta'ala itu Wahdaniyah. *<br />---<br /><br /><br />awam 1/12/2007 - 3:25:00<br />7-KALAM, artinya Berkata-kata. Adapun hakikat Kalam itu satu sifat yang Qadim lagi Azali yang syabit berdiri pada Zat Allah Ta’ala, maka dengan Dia berkata-kata pada yang wajib seperti firman-Nya: fa’lam annahu laa ilaha illalah, artinya ketahui oleh mu bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah, dan berkata-kata pada yang mustahil dengan firman-Nya: laukana fiihima alihatun illallah lafasadatu, artinya jikalau ada tuhan yang lain selain daripada Allah maka binasalah segala-galanya, dan berkata pada yang harus dengan firman-Nya: wallahu kholaqokum wamaa ta’maluna, artinya Allah Ta’ala jua Yang menjadikan kamu dan barang perbuatan kamu. Lawannya Bukmum, artinya kelu atau bisu yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan Dia bisu atau kelu karena jikalau Dia bisu atau Kelu tiadalah dapat Dia menyuruh atau mencegah dan menceritakan segala perkara seperti hari kiamat, syurga, neraka dan lain-lain. Maka sekarang suruh dan cegah itu ada pada kita seperti suruh kita sembahyang dan cegah kita berbuat ma’siat. Maka menerimalah aqal kita wajib bagi Allah Ta’ala itu bersifat Kalam dan mustahil lawannya bukmum, kelu atau bisu. Adapun dalilnya friman-Nya dalam Al Qur’an: wakallama llaahu muusa taqlimaan, artinya berkata-kata Allah Ta’ala dengan nabi Musa as dengan sempurna kata. Adapun Kalam Allah Ta’ala itu satu sifat jua tiada Dia berbilang tetapi berbagi-bagi dipandang dari segi perkara yang dikatakan-Nya apabila Dia menunjukkan kepada suruh maka dinamakan amar seperti suruh sembahyang dan puasa dan lain-lain jika Dia menunjukkannya kepada cegah atau larangan maka dinamakan nahi seperti cegah berjudi., minum arak dan lain-lain jika Dia menunjukkan pada cerita dinamakan akhbar, seperti cerita raja Fir’aun , Namrudz, dan lain-lain. Jika Dia menunjukkan pada khabar gembira dinamakan Wa’ad seperti balas syurga pada orang beriman dan ta’at dan lian-lain. Jika Dia menunjukkan pada khabar menakutkan maka dinamakan Wa’id, seperti janji balas neraka dan azab bagi orang yang berbuat maksiat dan kafir. Maka Kalam Allah Ta'ala itu Qidam, Kalam Allah Ta'ala itu Baqa', Kalam Allah Ta'ala itu Mukhalafatuhu lil hawadits, Kalam Allah Ta'ala itu Qiyamu bizzatihi dan Kalam Allah Ta'ala itu Wahdaniyah. *<br />---<br /><br /><br />awam 1/12/2007 - 3:25:57<br />Bahagian keempat Sifat Ma’nawiyah. Adapun hakikat sifat ma’nawiyah itu: hiyalhalul wajibatu lizati maadaamati lizati mu’allalati bi’illati, artinya hal yang wajib bagi Zat selama ada Zat itu dikarenakan suatu karena yaitu Ma’ani, umpama berdiri sifat Qudrat pada Zat maka baharu dinamakan Zat itu Qadirun, artinya Yang Kuasa, Qudrat sifat Ma’ani, Qadirun sifat Ma’nawiah maka berlazim-lazim antara sifat Ma’ani dengan sifat Ma’nawiah, tiada boleh bercerai yaitu tujuh sifat pula. 1-QADIRUN, artinya Yang Kuasa, melajimkan Qudrat berdiri pada Zat. 2-MURIIDUN, artinya Yang Menentukan maka melajimkan Iradat yang berdiri pada Zat. 3-‘ALIMUN, artinya Yang Mengetahui maka melajimkan Ilmu yang berdiri pada Zat. 4-HAYYUN, artinya Yang Hidup melajimkan Hayyat yang berdiri pada Zat. 5-SAMI’UN, artinya Yang Mendengar melajimkan Sami’ yang berdiri pada Zat. 6-BASHIRUN, artinya Yang Melihat melajimkan Bashir yang berdiri pada Zat. 7-MUTTAKALLIMUN, artinya Yang berkata-kata melajimkan Kalam yang berdiri pada Zat. *<br />---<br /><br /><br />awam 1/12/2007 - 3:26:49<br />Inilah Sifat-sifat Ketuhanan yang meliputi Sifat Allah Yang Esa, Kemudian dibagi pada dua bahagi untuk melazimkan tempat pada Nafi dan Isbat: 1-Sifat ISTIGHNA, yaitu sifat Kaya: mustaghniyun ’angkullumaasiwahu, artinya Kaya Allah Ta’ala itu daripada tiap-tiap yang lainya. Apabila dikatakan Kaya Allah Ta’ala daripada tiap-tiap yang lainnya maka wajib bagi-Nya bersifat dengan sebelas (11) sifat, jikalau kurang salah satu daripada sebelas (11) sifat itu maka tiadalah dapat dikatakan Kaya Allah Ta’ala daripada tiap-tiap yang lainnya. Adapun sifat wajib yang 11 itu ialah: 1-Wujud. 2-Qidam. 3-Baqa’. 4-Mukhalafatuhulilkhawadits. 5-Qiyamuhubinafsihi. 6-Sami’. 7-Bashir. 8-Kalam. 9-Sami’un. 10-Bashirun. 11-Muttakalimun. Selain sebelas (11) sifat yang wajib itu ada tiga (3) sifat yang harus lagi yang termasuk pada sifat Istighna yaitu: 1-Mahasuci dari pada mengambil faedah pada perbuatan-Nya atau pada hukum-Nya, lawannya mengambil faedah, yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali karena jikalau mengambil faedah tiadalah Kaya Dia daripada tiap-tiap yang lainnya karena lazim diwaktu itu berkehendak Dia pada menghasilkan hajat-Nya. 2-Tiada wajib Dia menjadikan alam ini. Lawannya wajib yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali karena jikalau wajib Dia menjadikan alam ini tiadalah Dia Kaya daripada tiap-tiap yang lainnya, karena lajim diwaktu itu berkehendak Dia kepada yang menyempurnakan-Nya. 3-Tiada memberi bekas suatu daripada kainat-Nya dengan kuatnya. Lawannya memberi bekas yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali karena jikalau memberi sesuatu daripada kainat-Nya dengan kuatnya tiadalah Kaya Dia pada tiap-tiap yang lainnya karena lajim diwaktu itu berkehendak Dia mengadakan sesuatu dengan wastoh. 2-Sifat IFTIQAR, artinya sifat berkehendak: wamuftaqirun ilaihi kullu ma’adaahu, artinya berkehendak tiap-tiap yang lainnya kepada-Nya. Apabila dikatakan berkehendak tiap-tiap yang lain kepada-Nya maka wajib bagi-Nya bersifat dengan sembilan (9) sifat, jikalau kurang salah satu daripada sembilan (9) sifat ini maka tiadalah dapat berkehendak tiap-tiap yang lainya kepada-Nya, Adapun sifat wajib yang sembilan (9) itu adalah: 1-Qudrat. 2-Iradat. 3-Ilmu. 4-Hayat. 5-Qodirun. 6-Muridun. 7-‘Alimun. 8-Hayyun. 9-Wahdaniah. Selain dari sembilan (9) sifat yang wajib itu ada dua (2) sifat yang harus termasuk pada sifat Iftiqar. 1-Baharu sekalian alam ini. Lawannya Qodim yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali karena jikalau alam ini Qodim tiadalah berkehendak tiap-tiap yang lainnya kepada-Nya karena lajim ketika itu bersamaan derejat-Nya. 2-Tiada memberi bekas sesuatu daripada kainat-Nya dengan tobi’at atau Zat-Nya. Lawannya memberi bekas yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali karena jikalau memberi bekas sesuatu daripada kainat dengan tobi’at niscaya tiadalah berkehendak tiap-tiap yang lain kepada-Nya karena lajim ketika itu terkaya sesuatu daripadanya. *<br />---<br /><br /><br />awam 1/12/2007 - 3:27:26<br />Maka sekarang telah nyata pada kita bahwa duapuluh delapan (28) sifat Istighna dan duapuluh dua (22) sifat Ifthikhar maka jumlahnya jadi limapuluh (50) Aqa'id yang terkandung didalam kalimah lailahaillallah, maka jadilah makna hakikat lailahaillallah itu dua: lamustaghniyun angkullumaasiwahu, artinya tiada yang kaya dari tiap-tiap yang lainnya dan wamustaghqirunilaihi kullu ma’adahu, artinya dan berkehendak tiap-tiap yang lain kepada nya ini makna yang pertama maka daripada makna yang dua itu maka jadi empat (4): 1-Wajibal wujud, yaitu yang wajib adanya. 2-Ishiqoqul ibadah, yaitu yang mustahak bagi-Nya ibadah. 3-Kholiqul alam, yaitu yang menjadikan sekalian alam. 4-Maghbudun bihaqqi, yaitu yang disembah dengan sebenar-benarnya. Ini makna yang kedua maka daripada makna yang empat (4) itu jadi satu (1) yaitu: Lailahailallah: lama’budun ilallah, artinya tiada tuhan yang disembah dengan sebenarnya melainkan Allah. Ini makna yang ketiga penghabisan maka jadilah kalimah Laa ilaha ilallah itu menghimpun nafi dan isbat. Adapun yang dinafikan itu sifat Istighna’ dan sifat Iftiqar berdiri pada yang lain dengan mengatakan: Laa ilaha dan diisbatkan sifat Istighna’ dan sifat Iftiqar itu berdiri pada Zat Allah Ta’ala dengan mengatakan kalimah Illallah. Laa = nafi, Illaha=menafi, ila=isbat, Allah=mengisbat. Yang kedua kalimah laa ilaha illallah itu nafi mengandung isbat dan isbat mengandung nafi sepeti sabda nabi : laa yufarriqubainannafi wal isbati wamamfarroqu bainahumaa fahuwa kaafirun, artinya: -Tiada bercerai antara nafi dan isbat dan barang siapa menceraikan kafir- seperti asap dengan api. Asap itu bukan api dan asap itu tidak lain daripada api. Asap tetap asap dan api tetap api: tetapi asap itu menunjukkan ada api inilah artinya nafi mengandung isbat dan isbat mengandung nafi. Tiada bercerai dan tiada bersekutu. *<br />---<br /></div>Yanhttp://www.blogger.com/profile/01505094454131719686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8119667967036798575.post-35517406773673634862009-06-09T23:11:00.000-07:002009-06-09T23:21:45.903-07:00HUKUM SYARA DAN UNSUR-UNSURNYA<div style="text-align: justify;"><b><span style=""><span style="">A.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="ltr"></span><b>LATAR BELAKANG PENULISAN<o:p></o:p></b> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;">Hukum syara’ adalah hukum yang sangat penting untuk dipelajari terlebih lagi bagi orang yang sudah baligh (dewasa) dan berakal. Karena hukum syara adalah peraturan dari Allah yang sifat mengikat bagi semua umat yang beragama Islam.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;">Oleh karena itu penyusun mencoba membuat tulisan sederhana untuk membahas ilmu yang berhubungan dengan hukum syara serta unsur-unsur yang terdapat di dalamnya.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">B.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span><b>RUMUSAN MASALAH</b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Apa pengertian hukum syara’?</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Berapa macam pembagian hukum syara’?</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Berapa macam bentuk-bentuk hukum taklifi?</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Berapa macam bentuk-bentuk hukum wadh’i?</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">5.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Apa pengertian mahkum bih?</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">6.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Apa pengertian mahkum alaih?</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">7.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Siapakah pembuat hukum (hakim) bagi umat Islam?</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><b><span style=""><span style="">C.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="ltr"></span><b>METODE PENULISAN<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;">Dalam penulisan makalah ini penyusun menggunakan metode library research (metode kepustakaan), yaitu dengan jalan mengumpulkan dan mempelajari buku-buku dengan tujuan untuk mengambil dan mendapatkan bahan-bahan yang ada hubungannya tentang hukum syara dan unsur-unsurnya.</p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 0cm; line-height: normal; text-align: justify;"><b><br /><o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><b><span style=""><span style="">A.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="ltr"></span><b>HUKUM SYARA<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><b><span style=""><span style="">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="ltr"></span><b>Pengertian Hukum syara<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;">Hukum syara adalah seperangkat peraturan berdasarkan ketentuan Allah tentang tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini berlaku serta mengikat untuk semua umat yang beragama Islam.<a style="" href="http://makalah85.blogspot.com/2009/01/hukum-syara-dan-unsur-unsurnya.html#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><b><span style=""><span style="">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="ltr"></span><b>Pembagian Hukum Syara<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;">Hukum syara terbagi dua macam:</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">a.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Hukum taklifi adalah firman Allah yang menuntut manusia untuk melakukan atau meninggalkan sesuatu atau memilih antara berbuat atau meninggalkan.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">b.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Hukum wadh’i adalah firman Allah swt. yang menuntuk untuk menjadikan sesuatu sebab, syarat atau penghalang dari sesuatu yang lain.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><b><span style=""><span style="">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="ltr"></span><b>Bentuk-Bentuk Hukum Syara<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;">Bentuk-bentuk hukum taklifi menurut jumhur ulama ushul fiqih/mutakallimin ada lima macam, yaitu ijab, nadb, ibahah, karahah dan tahrim.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">a.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Ijab, adalah tuntutan syar’i yang bersifat untuk melaksanakan sesuatu dan tidak boleh ditinggalkan. Orang yang meninggalkannya dikenai sanksi. Misalnya, dalam surat An-Nur: 56 yang artinya: “Dan dirikanlah sholat dan tunaikan zakat….”</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">b.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Nadb adalah tuntutan untuk melaksanakan sesuatu perbuatan yang tidak bersifat memaksa, melainkan anjuran, sehingga seseorang tidak dilarang meninggalkannya. Misalnya: dalam surah al-Baqarah ayat 282 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya….”<a style="" href="http://makalah85.blogspot.com/2009/01/hukum-syara-dan-unsur-unsurnya.html#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; line-height: normal; text-align: justify;">Kalimat maka tuliskanlah olehmu”, dalam ayat itu pada dasarnya mengandung perintah, tetapi terdapat indikasi yang memalingkan perintah itu kepada Nadb<span style=""> </span>yang terdapat dalam kelanjutan dari ayat tersebut (al-Baqarah: 283), yang artinya: “Akan tetapi, apabila sebagian kamu mempercai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanatnya….”</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; line-height: normal; text-align: justify;">Tuntutan perintah dalam ayat itu, berubah menjadi nadb. Indikasi yang membawa perubahan ini adalah kelanjutan ayat, yaitu Allah menyatakan jika ada sikap saling mempercayai, maka penulisan utang tersebut tidak begitu penting. Tuntutan Allah seperti disebut dalam Nadb.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">c.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Ibahah adalah khitab Allah yang bersifat fakultatif mengandung pilihan antara berbuat atau tidak berbuat atau tidak berbuat secara sama. Akibat adai khitab Allah ini disebut juga dengan ibahah, dan perbuatan yang boleh dipilih itu disebut mubah. Misalnya firman Allah dalam surah al-Maidah ayat 2, yang artinya: “Apabila kamu telah selesai melaksanakan ibadah haji bolehlah kamu berburu”.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">d.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Karanah,adalah tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan, tetapi tuntutan itu diungkapkan melalui redaksi yang tidak bersifat memaksa. Dan seseorang yang mengerjakan perbuatan yang dituntut untuk ditinggalkan itu tidak tidak dikenai hukuman. Akibat dari tuntutan ini disebut juga karanah, misalnya hadis Nabi Muhammad saw. yang artinya: “perbuatan halal yang paling dibenci Allah adalah talak.” (HR. Abu Daud, Ibn Majah, Al-Baihaqi dan Hakim).</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">e.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Tahrim adalah tuntutan untuk tidak mengerjakan suatu perbuatan dengan tuntutan yang memaksa. Akibat dari tuntutan ini disebut hurmah dan perbuatan yang dituntut itu disebut dengan haram. Contoh memakan bangkai dan sebagainya. Misalnya, firman Allah dalam surah Al-An’am: 151, tentang larangan membunuh. Yang artinya: “Jangan kamu membunuh jiwa yang telah diharamkan Allah…..”</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; line-height: normal; text-align: justify;">Khitab ayat ini disebut dengan tahrim, akibat dari tuntutan ini disebut hurmah, dan perbuatan yang dituntut untuk ditinggalkan, yaitu membunuh jiwa seseorang disebut dengan haram.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span><b>Macam-Macam Hukum Wadh’i</b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">a.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Sebab, adalah suatu hukum yang dijadikan syar’i sebagai tanda adanya hukum. Misalnya dalam firman Allah dalam surat al-Isra: 78, yang artinya: “Dirikanlah shalat sesudah matahari tergelincir.”</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; line-height: normal; text-align: justify;">Pada ayat tersebut, tergelincir matahari dijadikan sebab wajibnya shalat.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">b.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Syarat, adalah sesuatu yang berada diluar hukum syara’tetapi keberadaan hukum syara bergantung kepadanya. Misalnya firman Allah dalam surat an-Nisa: 6 yang artinya: “Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin (dewasa).” </p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; line-height: normal; text-align: justify;">Ayat tersebut menunjukan<span style=""> </span>kedewasaan anak yatim menjadi syarat hilangnya perwalian atas dirinya.”</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">c.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Mani’ (penghalang), adalah sifat yang keberadaannya menyebabkan tidak ada hukum atau tidak ada sebab. Misalnya dalam hadis nabi yang berbunyi: “Pembunuh tidak memdapat waris.”</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; line-height: normal; text-align: justify;">Hadis tersebut menunjukkan bahwa pembunuhan sebagai penghalang untuk mendapatkan warisan.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">d.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Shahih, adalah suatu hukum yang sesuai dengan tuntutan syara, yaitu terpenuhnya sebab, syarat dan tidak ada mani.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">e.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Bathil, adalah terlepasnya hukum syara dari ketentuan yang ditetapkan dan tidak ada akibat hukum yang ditimbulkannya. Misalnya: memperjualbelikan minuman keras. Akad ini dipandang batal, karena minuman keras tidak bernilai harta dalam pandangan syara’.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><b><span style=""><span style="">B.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="ltr"></span><b>OBJEK HUKUM (MAHKUM BIH)<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;">Objek hukum atau mahkum nih yaitu perbuatan mukallaf yang bersangkutan dengan hukum syar’i.<a style="" href="http://makalah85.blogspot.com/2009/01/hukum-syara-dan-unsur-unsurnya.html#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;">Adapun syarat-syarat untuk suatu perbuatan sebagai objek hukum menurut para ahli Ushul Fiqh adalah sebagai berikut:</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Perbuatan itu sah dan jelas adanya; tidak mungkin memberatkan seseorang melakukan sesuatu yang tidak mungkin dilakukan seperti mencat langit.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Perbuatan itu tertentu adanya dan dapat diketahui oleh orang yang akan mengerjakan serta dapat dibedakan dengan perbuatan lainnya.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Perbuatan itu sesuat yang mungkin dilakukan oleh mukallaf dan berada dalam kemampuannya untuk melakukannya.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><b><span style=""><span style="">C.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="ltr"></span><b>SUBJEK HUKUM (MAHKUM ‘ALAIH)<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;">Subjek hukum atau pelaku hukum ialah orang-orang yang dituntut oleh Allah untuk berbuat, dan segala tingkah lakunya telah diperhitungkan berdasarkan tuntutan Allah.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;">Adapun syarat-syarat taklif atas subjek hukum, adalah sebagai berikut:</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 40.5pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Ia memahami atau mengetahui titah Allah tersebut yang menyatakan bahwa ia terkena tuntutan dari Allah.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 40.5pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Ia telah mampu menerima beban taklif atau beban hukum.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 40.5pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Ahliyah al-Ada Kamilah atau cakap berbuat hukum secara sempurna, yaitu manusia yang telah mencapai usia dewasa.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><b><span style=""><span style="">D.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="ltr"></span><b>PEMBUAT HUKUM (HAKIM)<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;">Pembuat hukum (syar’i) dalam pengertian Islam adalah Allah SWT. Dia menciptakan manusia di atas bumi ini dan Dia pula yang menetapkan aturan-aturan bagi kehidupan manusia, baik dalam hubungannya dengan kepentingan hidup di dunia maupun untuk kepentingan hidup di akhirat; baik aturan yang menyangkut hubungan manusia dengan Allah, maupun hubungan manusia dengan sesamanya dan alam sekitarnya.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;">Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa pembuat hukum (syar’i) satu-satunya bagi umat Islam adalah Allah. Sebagaimana ditegaskan firman Allah dalam surat al-An’am: 57, Yusuf: 40 dan 67 yang artinya: “Sesungguhnya tidak ada hukum kecuali bagi Allah.”</p><div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><br /><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";"> </span> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b>BAB III<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b>PENUTUP<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b>KESIMPULAN<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraph" style="text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings;"><span style="">Ø<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Hukum syara adalah seperangkat peraturan berdasarkan ketentuan Allah tentang tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini berlaku serta mengikat untuk semua umat yang beragama Islam.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings;"><span style="">Ø<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Hukum syara terbagi menjadi dua macam yaitu hukum taklifi dan hukum wadh’i.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings;"><span style="">Ø<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Bentuk-bentuk hukum taklifi menurut jumhur ulama ushul fiqih/mutakallimin ada lima macam, yaitu ijab, nadb, ibahah, karahah dan tahrim.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings;"><span style="">Ø<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Hukum wadh’i terbagi menjadi 5 macam yaitu sebab, syarat, mani, shihah dan bathil.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings;"><span style="">Ø<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Objek hukum atau mahkum nih yaitu perbuatan mukallaf yang bersangkutan dengan hukum syar’i</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings;"><span style="">Ø<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Mahkum ‘alaih atau pelaku hukum ialah orang-orang yang dituntut oleh Allah untuk berbuat, dan segala tingkah lakunya telah diperhitungkan berdasarkan tuntutan Allah.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-indent: -18pt; line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings;"><span style="">Ø<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr"></span>Pembuat hukum (syar’i) dalam pengertian Islam adalah Allah SWT.</p>Yanhttp://www.blogger.com/profile/01505094454131719686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8119667967036798575.post-60017354049286593552009-06-09T23:05:00.000-07:002009-06-09T23:11:02.327-07:00Kawajiban Ngabogaan Tauhid<span style="font-weight: bold;"></span><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">Pameunteun Hukum Syara’ </span><br /><span style="font-weight: bold;">Kana Elmu Tauhid</span><br /><br /></div><div style="text-align: justify;"><br />1. Kawajiban Ngabogaan Tauhid<br /><br />Hukum Syara’ ngawajibkeun ka sakabeh jalma nu ngabogaan akal sarta geus baligh (Mukallaf) pikeun ngabogaan tauhid, nyaeta nganyahokeun jeung ngayakinkeun kana ayana Allah, sabab sah jeung henteuna iman hiji jalma diukur tina katauhidannana.<br />Kawajiban ngabogaan tauhid diterapkeun ti ngawitan akil baligh tumiba, ku sabab kitu sakiceup wae dina mangsa geus baligh katauhidan leungit, ngandung harti eta jalma geus ngalaman kafir. Ku kituna, samemeh nicak kana baligh dikudukeun pisan neuleuman elmu tauhid leuwih tiheula, etang-etang sasayagian sarta pikeun ngajaga laku supaya teu ngalaman kafir leuwih tiheula. Al-Baqarah ayat 21-22 :<br /><br />He Manusa ! Geura ibadah ka Pangeran anjeun nu geus nyiptakeun anjeun jeung jalma-jalma samemeh aranjeun, supaya anjeun jadi jalma nu taqwa. Anjeuna nu geus ngajadikeun bumi minangka titincakan pikeun anjeun, sarta langit minangka suhunan, jeung Anjeuna ngalungsurkeun hujan ti langit sarta Anjeuna ngahasilkeun kalawan eta cai hujan mangrupa-rupa bubuahan pikeun rizki keur anjeun, ku kituna pama ulah ngayakeun sekutu ka Allah, padahal anjeun geus apal.<br /> Kecap ßç6ôã$# ngandung harti Kudu ibadah anjeun sakabeh, nu dimaksud nyaeta lain ngan saukur ibadah saperti Sholat, Zakat, Puasa, Munggah Haji wungkul, tapi nu leuwih utama tina ibadah nyaeta ngabogaan tauhid/kaimanan ka Allah, sabab jalma nu can iman ka Allah (kafir) mah teu sah ibadahna.<br /><br />Kecap öNä3s)n=s{Ï%©!$# ngandung harti Nu geus nyiptakeun anjeun sakabeh, nu dimaksud nyaeta, nuduhkeun yen parentah ibadah dina ieu ayat aya patalina jeung sasakala diciptakeunna manusa, hal ieu nuduhkeun yen parentah ngabogaan tauhid teh kudu dibarengan ku dalil, boh dalil Aqli atawa dalil Naqli.<br />Dina tungtung ayat aya kecap (#Y#yRr& ¬! (#qè=yèøgrB xsù nu hartina Jeung poma anjeun ulah ngayakeun sekutu ka Allah, nu dimaksud nyaeta, manusa dina katauhidanna lain ngan nyaho kana ayana Allah wungkul, tapi kudu dibarengan ku cara teu ngabenerkeun aya deui pangeran kajaba ti Allah.<br /><br />2. Ngucapkeun Syahadat<br /><br />Iman ka Allah diikrarkeun kalawan ngucapkeun Syahadat sakumaha kaunggel :<br />_!#Aq#KhsBhb#gh©#r ÇáâÈ _!#_w#m<#wû#gh©#<br />Abdi nyaksi yen teu aya deui Pangeran anging Allah, sareng abdi nyaksi yen Nabi Muhammad eta utusan Allah. <br /><br />Para Ulama parantos sapuk yen ngucapkeun Syahadat teh mangrupakeun Rukun Islam, mangka saha jalma nu teu ngucapkeun dua kalimah Syahadat manehna teu kaasup Islam, sok sanajan dina hakekatna manehna iman kana ayana Allah, sakumaha kaunggel dina Hadist nu diriwayatkeun ku Bukhory (Hadist Al-Arba’in)<br /><br />Ti Umar R.A, Saestuna Rasulullah SAW tos ngadawuh: Kami diparentahkeun pikeun merangan jalma-jalma nepikeun maranehna nyaksi (ngucapkeun Syahadat) yen “Teu aya deui Pangeran anging Allah jeung Saestuna Muhammad teh utusan Allah” jeung ngadegkeun Sholat sarta ngaluarkeun Zakat. Samangsa maranehna migawe eta kabeh, mangka Kami ngajaga getih tur harta banda maranehna, kajaba hak-hak nu aya patalina jeung Islam, saterasna hisaban maranehna disanggakeun ka Allah.<br /><br /> Dina hal ngucapkeun Syahadat nu dibarengan ku kaimanan, para Ulama ngagaduhan sababaraha pamandang diantawisna:<br />1. Imam Al-Asy’ari sareng Al-Maturidy (Muhaqiqin) mandang yen ngucapkeun dua kalimah Syahadat teh mangrupikeun sarat sahna iman.<br />Ulama Jumhur masihan katerangan ngeunaan pamandang Imam Al-Asy’ari sareng Al-Maturidy, yen nu dimaksad sarat sahna iman teh nyaeta pikeun nga-sahkeun hukum Islam di Dunya, saperti hukum nikah, waris, sholat sareng sajabina. Sedengkeun dipayuneun Allah, nu di tingal teh nyaeta atina sanes ucapannana. Lamun atina iman kalebet Mu’min sarta pibalikeuna teh Sawarga, kitu deui samulihna lamun dina atina taya kaimanan sok sanajan ngucapkeun Syahadatain, teu kaasup kana golongan Mu’min sarta pibalikeuna teh Naraka.<br />2. Imam Abu Hanifah, ngagaduhan kamandang yen ngucapkeun Syahadatain teh satengan tina iman, sabab Iman jeung Syahadatain mangrupakeun rangkepan dohir jeung batin.<br /><br />3. Syahadat Munjin<br /><br />Sakumaha nu tos disebatkeun di luhur, wirehna pikeun ngajadi jalma iman teh teu cukup ngan ku ngucapkeun Syahadat wungkul, lantaran masalah kaimanan mah lain masalah lahiriyah ngalainkeun masalah hate atawa kajiwaan. Kumargi kitu dina ngucapkeunna oge kedah dilenyepan kalawan saenyana. Syahadat nu dilenyepan kalawan saenyana ieu teh disebatna Syahadat Munjin, nyaeta Syahadat nu bakal nyalametkeun manusa engke di akhir.<br />Anapon nu dimaksud Syahadat Munjin nyaeta Syahadat nu dibarengan ku :<br />1. Ma’rifat, nyaeta hate ngaku yen Allah teh Pangeran tur Muhammad teh utusan Allah.<br />2. Idz-dzi’an, nyaeta hate narima mangeran ka Allah sarta narima karasulan Nabi Muhammad.<br />3. Qobul, nyaeta hate narima sakabeh ajaran Allah jeung RasulNa, tug dugi ngajadi ageman hirup.<br />4. Lafad/kecap, nyaeta kalimah nu diucapkeun kudu basa Arab, teu bisa digenten ku basa sejen sok sanajan dina maknana eta basa teh sarua.<br />o Ma’rifat<br />Dina ngucapkeun Syahadat teh kudu dibarengan ku hate nu ma’rifat nyaeta nu dibarengan ku:<br />v Idrokun Jazimun, nyaeta ngayakinkeunna teh kalawan saenyana nepikeun taya deui mangmang dina hate, yen saestuna teu aya deui Pangeran anging Allah jeung Muhammad teh utusan Allah.<br />v Muwafiqun Lil Waqi’i, nyaeta naon nu dipikayakin ku urang teh saluyu jeung kanyataannana sakumaha nu kasebat dina elmu tauhid.<br />v Nasyi’un ‘Andalilin, nyaeta ngayakinkeun kana ayana Allah teh dibarengan ku dalil nu bisa mancegkeun pamadegan, boh dalil aqli atawa dalil naqli.<br />Anapon nu kedah dima’rifatkeun teh nyaeta:<br />· Dzat Allah sareng sifat-sifatNa.<br />· Dzat Rasul sareng sifat-sifatNa.<br />· Nu Mumkin di Allah sarta di Rasul.<br />· Nu wajib jeung nu mustahil di Allah jeung RasulNa.<br /><br />o Idz-dzi’an.<br />Pikeun disebutkeun Mu’min teh teu cukup ku ngacapkeun Syahadat nu dibarengan ku ma’rifat wungkul, sajabana ti eta kedah oge disarengan ku ayana pangakuan yen Allah teh Pangeran abdi sarta Nabi Muhammad teh Rasul abdi. Jadi saupama aya nu ngayakinkeun yen Allah teh Pangeran sarta Muhammad teh Rasul Allah, tapi manehna teu narima mangeran ka Allah jeung teu ngaku kana karasulan Nabi Muhammad, dipayuneun Allah eta jalma teu kaasup kana golongan jalma iman, saperti ucapan salah sahiji pamingpin bangsa Yahudi di zaman Nabi nyaeta Abdullah bin Salam, manehna ngecap : “ kuring yakin yen Muhammad teh saenya-enyana Rasul Allah jeung Nabi pamungkas, sakumaha kuring yakin ka anak kuring sorangan, samalah ka Nabi Muhammad kuring leuwih yakin (ma’rifat)”. Jalma sarupa kieu disebutkeun dina Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 146 :<br />¼çmtRqèùÌ÷èt $yJx. tbqèùÌ÷èt öNèduä!$oYö/r& (<br /> Jalma-jalma (Yahudi jeung Nasrani)nu geus dibere Kitab (Taurat jeung Injil) apal (ma’rifat) ka Muhammad sakumaha maranehna apal ka anak-anakna sorangan. Jeung saestuna sabagian di antara maranehna nyumput-keun kabeneran, padahal maranehna geus apal.<br /><br />o Qobul.<br />Sing saha jalma anu dina hatena teu narima kana ajaran Allah jeung RasulNa, manehna teu kaasup jalma Mu’min, sok sanajan manehna geus ma’rifat jeung Idz-dzi’an sarta ngalaksanakeun ajaran Allah jeung RasulNa.<br />Salaku bukti yen eta jalma geus Qobul, eta jalma kudu wani ikrar:<br /><br /><br />Abdi rido ka Allah mangeran, jeung ka Islam abdi ngagem Agama, jeung ka Nabi Muhammad abdi nga-Nabi tur nga-Rasul, jeung kana Qur’an abdi ngimam, jeung ka jalma-jalma Mu’min abdi midulur.<br /><br />Sajabina ti Allah sareng rasul-Na, wajib oge ku urang dima’rifatkeun ngeunaan ayana alam gaib sakumaha dawuhan Allah dina surat Al-Baqarah ayat 3-4<br />tûïÏ%©!$# tbqãZÏB÷sã Í=øtóø9$$Î/ ------- ÍotÅzFy$$Î/ur ö/ãf tbqãZÏ%qã<br />Manehna (nu taraqwa) nyaeta nu iman kana perkara nu gaib, sarta maranehna yahin kana ayana kahirupan akherat.<br /> Anapon nu disebut alam gaib diantarana nyaeta:<br />o Alam Barzah<br />o Alam Ba’ats/tina kubur<br />o Mahsyar/tempat kumpul<br />o Mauqif/tempat nunggu hisaban<br />o Mizan/timbangan amal<br />o Syafa’atul Udhma<br />o Sawarga<br />o Naraka<br />o Shirothol Mustaqim<br />Jalma nu ma’rifat, idz-dzi’an, qobul jeung ngucapkeun Syahadat tapi hanteu ngalaksanakeun ajaran-ajara Islam disebut Mu’min Fasiq. Jalma nu ngalakonan ajaran Islam tapi hatena teu ma’rifat, idz-dzi’an jeung qobul disebut Mu’min Munafiq.<br /><br />5. Tingkatan Iman<br /><br />Sakumaha nu kaunggel dina Qur’an jeung Hadist, yen kaimanan teh kadang sok nambahan kadang sok ngurangan, mangka para Ulama ngabagi kaimanan kana lima tingkatan nyaeta:<br />1. Iman Taqlid.<br />Nyaeta kaimanan hiji jalma nu teu dibarengan ku dalil/argumentasi, manehna ngan saukur tuturut nu lain, tapi hatena yakin jeung jazim kana ayana Allah.<br /> Dina ngahukuman Iman Taqlid para ulama ngagaduhan pamandang nu barenten diantawisna :<br />a) Al-Asy’ari, Abi Bakrin Baqilani, Imam Malik sareng Imam Haromaen, pamandangna nyaeta yen Iman Taqlid teh hukumna sah, ngan dosa eta jalma alatan tuturut munding tanpa ngabogaan dalil.<br />b) Ibnu ‘Arobi sareng Iman Sanusi, “Iman Taqlid teh teu sah”, namung dina Kitab Kubro Imam Sanusi nyabut deui pamandangna.<br />c) Imam Dasuqi, “Iman Taqlid teh sah”ngan dosa lamu eta jalma mampu mikir. Pamandang model kieu teh dijadikeun cekelan ku para Ulama (Al-Mu’tamad) dumasar kana dawuhan Allah dina surat Al-Baqarah ayat 286 :<br /><br />Allah teu ngabeungbeuratan hiji jalma kajaba saluyu jeung kamampuhna.<br /><br />d) Sabagean Ulama nandeskeun yen iman Taqlid teh sah hukumna sarta henteu dosa lamun nu diturutna teh ngabogaan dalil tina Qur’an jeung Hadist.<br />e) Sabagean Ulama meunteun yen iman Taqlid teh sah sarta teu dosa boh keur nu mampu mikir boh keur nu awam, pameunteunna ieu dumasar kana Hadist Rasul nalika ngawalon patarosan ti saurang Badawi “Ya Rasulullah, kumaha carana sangkan lebet ka Sawarga?” Sarentek Nabi ngawalon “Geura ucapkeun ku anjeun!”<br /><br />f) Sabagean Ulama ngagaduhan pamandang yen iman Taqlid teh sah, samalah lamun geus iman diharamkeun neangan deui dalil sabab bisi aya mangmang.<br />Tina sadaya pamandang Ulama nu tos kaunggel diluhur teh teu ngabaud kana ngeunaan masalah nu pokok (Mu’takad).<br /><br />1. Iman Ilmu<br />Nyaeta kaimanan jalma mukallaf nu geus nyaho dalil nu bener. Ahluttashauf meunteun yen tingkatan iman sarupa kieu disebut “Mahjubun” atawa anu kahijab.<br /><br />2. Iman ‘Iyan<br />Nyaeta kaimanan hiji jalma nu dibarengan ku ma’rifat sarta tashdiq, nu ngalenyepan sifat Ilmu, Sama, Basharna Allah sarta geus ngaranjing dina jiwana, nepikeun ka ngarasa sok didangu ku Allah sarta linggihna di Maqom Muraqobah. Ku ahli ma’rifat mah iman sarupa kieu teh dingaranan Iman’Ilmul Yaqin.<br /><br />3. Iman Haqqul Yakin<br />Nyaeta kaimanan hiji jalma nu ngabogaan paneleuman nu jero, hatena mampu nyulusup ka Maqom Musyahadah, saupama ningali hiji makhluk, saharita manahna inget ka nu nyiptakeunnana. Kaimanan model kieu ngaranjingna jeung sifat Qudrat Allah.<br /><br />4. Iman Haqiqat<br />Nyaeta kaimanan hiji jalma anu paneuleumna leuwih jero deui sarta ka- ma’rifatanna leuwih aheng deui dugikeun ka manahna teu emut deui ka makhluk, manahna tetep manteng ka Allah sarta linggihna di Maqom Fana. Kaimanan sarupa kieu dinamian oge Iman ‘Aenal Yaqin anu kaayaanna teh Majdub.<br /><br />5. Iman Haqiqatul Haqiqat<br />Nyaeta kaimanan para Rasul, dina leresan dieu para Ahli Ushul hanteu masihan ta’rif.<br /></div>Yanhttp://www.blogger.com/profile/01505094454131719686noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8119667967036798575.post-14027230187862043982009-06-09T23:02:00.000-07:002009-06-09T23:05:16.495-07:00Sajarah Kangjeng Nabi Muhammad SAW<span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;"></span></span><br /><div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">“Sajarah Kangjeng Nabi”</span></span><br /></div><br /><div style="text-align: center;"><br /><br /><span style="font-size:100%;">Gusti urang sarerea, Kangjeng Nabi anu mulya</span><br /><span style="font-size:100%;">Muhammad Jenengannana, Arab Qurais nya Bangsana.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Ramana Gusti Abdullah, Ibuna Siti Aminah</span><br /><span style="font-size:100%;">Dibabarkeunna di Mekah, Wengi Senen Taun Gajah.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Robiul Awal bulanna, Tanggal ka dua belasna</span><br /><span style="font-size:100%;">April bulan Masehina, Tanggal ka dua puluhna.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Ari bilangan Taunna, Lima ratus cariosna</span><br /><span style="font-size:100%;">Tujuh puluh panambihna, Sareng sahiji punjulna.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Siti Aminah Misaur, Waktos babarna kacatur</span><br /><span style="font-size:100%;">Ningal cahya meni ngempur, Di Bumina hurung mancur.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Babar taya kokotoran, Orok lir kenging nyepitan</span><br /><span style="font-size:100%;">Soca lir kenging nyipatan, Sarta harum seuseungitan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Medal Nabi ahir jaman, Pirang-pirang kaanehan</span><br /><span style="font-size:100%;">Sesembahan bangsa setan, Kabeh pada karuksakan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Nabi yuswa lima bulan, Geus tiasa angkat-angkatan</span><br /><span style="font-size:100%;">Yuswana salapan bulan, Geus capetang sasauran.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Yuswana sapuluh bulan, Tiasa ameng papanahan</span><br /><span style="font-size:100%;">Ngelehkeun budak nu lian, Tapi tara kumagungan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Parangina Kangjeng Nabi, Jatnika pinuh ku puji</span><br /><span style="font-size:100%;">Pinter tur gede kawani, Sabar nyaah ka sasama.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Keur opat taun yuswana, Dibersihan manahna</span><br /><span style="font-size:100%;">Nabi dibelah dadana, Malaikat nu meulahna.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Jibril kadua rencangna, Mikail jenengannana</span><br /><span style="font-size:100%;">Ngeusikeun kana manahna, Ilmu hikmah sapinuhna.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Tuluy dada Kangjeng Nabi, Gancang dirapetkeun deui</span><br /><span style="font-size:100%;">Sarta teu ngaros nyeri, Dihap ku Khotamin Nabi.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Harita Nabi ayana, Di lembur Ibu inangna</span><br /><span style="font-size:100%;">Halimah jenengannana, Sa’diyah ngaran lemburna.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Rama Nabi kacaturkeun, Pupusna kacarioskeun</span><br /><span style="font-size:100%;">Basa Nabi dibobotkeun, Dua sasih kaunggelkeun.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Keur lima taun yuswana, Ditinggal pupus Ibuna</span><br /><span style="font-size:100%;">Tuluy dirawat Eyangna, Abdul Mutolib asmana.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Kersana Robbul ‘alamin, Kangjeng Nabi nu prihatin</span><br /><span style="font-size:100%;">Yuswa dalapan taun yakin, Eyangna mulih ka batin.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Sabada wafat Eyangna, Nabi dirawat Uwana</span><br /><span style="font-size:100%;">Abi Tolib kakasihna, Saderek teges Ramana.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Kangjeng Nabi sering pisan, Dicandak ka Nagara Syam</span><br /><span style="font-size:100%;">Sok nyandak barang dagangan, di dinya teh pajeng pisan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Kacatur di eta Nagri, Loba Pandita Yahudi</span><br /><span style="font-size:100%;">Sarta Pandita Nasrani, Nu tepang jeung Kangjeng Nabi.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Sadayana sasauran, ieu jalma mo nyalahan</span><br /><span style="font-size:100%;">Pinabieun ahir jaman, Tauret Injil geus ngibaran.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Sipat Nabi panganggeusan, Aya di Anjeuna pisan</span><br /><span style="font-size:100%;">Hartina loba nu Iman, Ka Nabi ngangken panutan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Lami-lami Kangjeng Nabi, Disambat ku hiji istri</span><br /><span style="font-size:100%;">Dagang ka unggal Nagari, Kauntunganna dibagi.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Istri jenengan Khodijah, Putra Huwalid ka telah</span><br /><span style="font-size:100%;">Nu pangbeungharna di Mekah, Ka Nabi ka langkung nyaah.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Siti Khodijah masrahan, Ka Nabi barang dagangan</span><br /><span style="font-size:100%;">Maisaroh nu ngarencangan, Ka Nabi purah nyarengan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Kacarios Maisaroh teh, Loba pamendakna aneh</span><br /><span style="font-size:100%;">Ciciren Nabi nu soleh, Matak ngaherankeun kabeh.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Tatangkalan uluk salam, Mega bodas sok mayungan</span><br /><span style="font-size:100%;">Jeung aya cap kanabian, Dina salirana pisan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Pamendak Siti Khodijah, Cocok pisan jeung Maisaroh</span><br /><span style="font-size:100%;">Ahirna Siti Khodijah, Ka Nabi mundut ditikah.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Harita yusawana Nabi, Salawe taun kawarti</span><br /><span style="font-size:100%;">Ngadak-ngadak sugih mukti, Tapi tambah saati.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Karesepna Kangjeng Nabi, Ka Gusti Allah ngabakti</span><br /><span style="font-size:100%;">Di Gunung Hiro maranti, Ibadahna saban wengi.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Di dinya jol kasumpingan, Jibril nu nurunkeun Qur’an</span><br /><span style="font-size:100%;">Kalawan dawuh Pangeran, Nabi didamel utusan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Harita yuswanan Nabi, Pat puluh taun kawarti</span><br /><span style="font-size:100%;">Diutus ku Allah pasti, Nyebarkeun Agama Gusti.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Anu iman pangheulana, Siti Khodijah garwana</span><br /><span style="font-size:100%;">Abu Bakar kaduana, Sohabat nu pangmulyana.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Murangkalih nu nonoman, Anu panheulana iman</span><br /><span style="font-size:100%;">Sayidina Ali pisan, Ka Nabi saderek misan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Jeung ari jalma beulian, Anu pangheulana iman</span><br /><span style="font-size:100%;">Sayidina Bilal kaleresan, Anu jadi tukang adan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Ari lolobana pisan, Ka Nabi teh ngamusuhan</span><br /><span style="font-size:100%;">Nganiaya ngajailan, Teu aya pisan ras rasan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Para sahabat kungsi ngalih, ka Nagri Habsyi nu tebih</span><br /><span style="font-size:100%;">Di dinya Anjeuna linggih, Kira kenging tilu sasih.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Samulih sohabat ti Habsyi, Kacarios Kangjeng Nabi</span><br /><span style="font-size:100%;">Kenging pohara cocobi, kersana nu Maha Suci</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Uwana sareng garwana, Pada pupus duanana</span><br /><span style="font-size:100%;">Harita Nabi yuswana, Ka lima puluh taunna.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Geus pupus Siti Khodijah, Nikah ka Siti Saodah</span><br /><span style="font-size:100%;">Sareng Siti Aisyah, Ummul Mu’minin katelah.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Ti dinya kersa pangeran, Maparin kamulyaan</span><br /><span style="font-size:100%;">Ka Nabi nu ahir jaman, Kakasih nu sipat Rohman.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Nuju tanggal tujuh likur, Bulan Rajab nu kacatur</span><br /><span style="font-size:100%;">Nurut koul anu masyhur, Kangjeng Nabi teh disaur.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Dipapag ku Malaikat, Nyandak Buroq nu kasebat</span><br /><span style="font-size:100%;">Leumpangna teh cara kilat, Tunggangan Nabi angkat.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Ti Mekah ka Baitul Maqdis, Teu nganggo lami antawis</span><br /><span style="font-size:100%;">Ku jalma hanteu katawis, Kersana Gusti nu Wacis.</span><br /><br /><br /><span style="font-size:100%;">Ti Baitul Maqdis terasna, Naekna Tangga Kancana</span><br /><span style="font-size:100%;">Mi’raj tea kasebatna, Ka langit Nabi sumpingna.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Tujuh langit sadayana, Jeung ’Arasy nu pangluhurna</span><br /><span style="font-size:100%;">Disumpingan sadayana, Katut Surga Narakana.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Kangjeng Nabi ditimbalan, Ku Gusti nu sipat Rohman</span><br /><span style="font-size:100%;">Anjeuna kudu netepan, Solat muji ka Pangeran.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Kabeh jalma anu iman, Sami pada kawajiban</span><br /><span style="font-size:100%;">Solat nu lima giliran, henteu meunang dikurangan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Solat eta minangkana, Dina Agama tihangna</span><br /><span style="font-size:100%;">Jalma nu luput solatna, Nyata rubuh agamana.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Kacarios dina jaman, Mi’rajna Nabi panutan</span><br /><span style="font-size:100%;">Yuswana teh kaleresan, Lima puluh dua jalan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Kapir Mekah kacaturkeun, Barang Nabi nyrioskeun</span><br /><span style="font-size:100%;">Mi’raj lain dimulyakeun, Anggur pada nyeungseurikeun.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Pada hasud ngakalakeun, Ti dinya Allah ngersakeun</span><br /><span style="font-size:100%;">Kangjeng Nabi dialihkeun, Ka Madinah disirnakeun.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Per sahabat pirang-pirang, Nu bumela milu iyang</span><br /><span style="font-size:100%;">Milu ngalih sewang-sewang, Henteu pisan sumoreang.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Tambah kamulyaan Nabi, Di Madinah asal sepi</span><br /><span style="font-size:100%;">Jadi reme ku nu ngaji, Muji ka nu Maha Suci.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Sapuluh taun lamina, Di Madinah jumenengna</span><br /><span style="font-size:100%;">Agama Islam cahyana, Gumebyar kamana-mana.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Nagri Mekah diperangan, Ahirna kaboyong pisan</span><br /><span style="font-size:100%;">Nabi tambah kamulyaan, Yakin lain jijieunan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Ari yuswa Kangjeng Nabi, Genep puluh tilu pasti</span><br /><span style="font-size:100%;">Maqomna dijero nagri, Madinah nagara suci.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Puputrana Kangjeng Nabi, Aya opat anu istri</span><br /><span style="font-size:100%;">Siti Zaenab nu kahiji, Ruqyah nu hijita deui.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Ummi Kultsum katiluna, Siti Fatimah bungsuna</span><br /><span style="font-size:100%;">Ari putra nu cikalna, Sidna Qosim kakasihna.</span><br /><br /><br /><span style="font-size:100%;">Sidna Abdullah rayina, Ibrahim katiluna</span><br /><span style="font-size:100%;">Eta nu genep putrana,Siti Khodijah Ibuna.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Sidna Ibrahim Ibuna, Mariyah jenengannana</span><br /><span style="font-size:100%;">Istri ti Mesir asalna, Tah kitu turunannana.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Putra nu pameget kabeh, Pupus keur aralit keneh</span><br /><span style="font-size:100%;">Nu istri carogena teh, para sahabat nu soleh.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Siti Zaenab carogena, Abul ’Ash jenengannana</span><br /><span style="font-size:100%;">Siti Ruqyah carogena, Sidna Ustman mimitina.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Geus Siti Ruqyah hilang, Anjeuna turun ka ranjang</span><br /><span style="font-size:100%;">Ummi Kultsum putri lenjang, Ditikah gentos nu hilang.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Caroge Siti Fatimah, Sidna Ali nu katelah</span><br /><span style="font-size:100%;">Bakaromallohu Wajhah, Anu kamasyhurkeun gagah.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Ari putu Kangjeng Nabi, Dalapan pameget istri</span><br /><span style="font-size:100%;">Siti Umamah jeung Ali, Ti Siti Zaenab kawarti.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Ari Sidna Abdullah mah, Putu ti Siti Ruqyah</span><br /><span style="font-size:100%;">Putu ti Siti Fatimah, Aya lima kabehna mah.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Tilu anu pamegetna, Sidna Hasan kakasihna</span><br /><span style="font-size:100%;">Sidna Husain kaduana, Sidna Muhsin katiluna.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Ummi Kultsum nu isterina, Ka Sidna Umar nikahna</span><br /><span style="font-size:100%;">Sitna Zaenab kaduana, Nurut ungeling wartosna.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Urang kudu cinta ati, Ka turunan Kangjeng Nabi</span><br /><span style="font-size:100%;">Poma ulah goreng ati, Sumawonna hiri dengki.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Ari mungguh Kangjeng Nabi, Nyaahna langkung ti misti</span><br /><span style="font-size:100%;">Ka umatna jaler istri, Leuwih ti sepuh peribadi.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Welas asih ka nu miskin, Sumawonna ka budak yatim</span><br /><span style="font-size:100%;">Pada seubeuh ku paparin, Kadaharan jeung pisalin.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Akuan ka urang kampung, Calik satata ngariung</span><br /><span style="font-size:100%;">Tara angkuh jeung adigung, Sanajan ka urang gunung.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Ka nu nyandak kasusahan, Gering jeung papatenan</span><br /><span style="font-size:100%;">Ngalayad sarta ngubaran, Ngajajapkeun ka kuburan.</span><br /><br /><br /><span style="font-size:100%;">Manis saur manis budi, Estu mustikaning jalmi</span><br /><span style="font-size:100%;">Sajagat mo mendak deui, Sae rupi jeung parangi.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Raray lir bulan purnama, Halisna lir katumiri</span><br /><span style="font-size:100%;">Waos lir intan biduri, Salira harum wawangi.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Estu kersaning Pangeran, Lain seungit diminyakan</span><br /><span style="font-size:100%;">Karinget pada nandean, Diparake seuseungitan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Sakitu Nabi mulyana, Taya pisan adigungna</span><br /><span style="font-size:100%;">Angkat pungkureun sohbatna, Kalangkung handap asorna.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Anggoan kersa lumayan, Najan nu geus ditambalan</span><br /><span style="font-size:100%;">Kitu deui katuangan, Banget pisan dikurangan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Betah dina kamiskinan, Lain sabab teu kagungan</span><br /><span style="font-size:100%;">Ngahaja bae ngirangan, Ngarah karidoan Tuhan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Pirang-pirang mu’jizatna, Tawis kanabiannana</span><br /><span style="font-size:100%;">Qur’an nu nomer hijina, Mu’jizat nu pangmulyana.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Tangkal nu perang daunna, Sisiram tilas abdasna</span><br /><span style="font-size:100%;">Ngadadak loba buahna, Sarta hirup satuluyna.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Domba nu begang kuruna, Sartana Lapet susuna</span><br /><span style="font-size:100%;">Diusap ku pananganna, Ngadadak juuh susuna.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Dina hiji waktos deui, Sohbat kakirangan cai</span><br /><span style="font-size:100%;">Teras bae Kangjeng Nabi, Mundut cai anu kari.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Cai ngan saketel pisan, Taya deui anu liyan</span><br /><span style="font-size:100%;">Nabi neuleumkeun panangan, Dumadak tuluy manceran.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Cai mancer loba pisan, Kaluar tina panangan</span><br /><span style="font-size:100%;">Sela-sela ramo pisan, Cukup ku jalma rebuan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Kacatur hiji Bedewi, Ngadoja ka Kangjeng Nabi</span><br /><span style="font-size:100%;">Nitah nyaur tangkal kai, Sina ngomong cara jalmi.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Tuluy tangkal teh disaur, Harita ku Kangjeng Rosul</span><br /><span style="font-size:100%;">Tangkal datang ngagulusur, Akarna teh digugusur.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Ngadeuheus ka Kangjeng Nabi, Uluk salam cara jalmi</span><br /><span style="font-size:100%;">Sanggeus kitu balik deui, Ka tempat asalna tadi.</span><br /><br /><br /><span style="font-size:100%;">Badwi ngan kantun heran, Ningal eta kaanehan</span><br /><span style="font-size:100%;">Tuluy bae asup Islam, Ka Nabi ngangken Panutan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Salianna loba deui, Mu’jizatna Kangjeng Nabi</span><br /><span style="font-size:100%;">Mun diwincik hiji-hiji, Keur nulisna moal mahi.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">He Allah nu sifat Rohman, Abdi sadayana Iman</span><br /><span style="font-size:100%;">Teu aya deui Pangeran, Liyan titi Anjeunna pisan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Nu ngadamel bumi alam, Eawuh saeusina pisan</span><br /><span style="font-size:100%;">Nu wajib diibadahan, Taya anu nyasamian.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Sareng abdi iman deui, Ka Sidna Muhammad Nabi</span><br /><span style="font-size:100%;">Yen eta Utusan Gusti, Miwulang sadaya jalmi.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Nu sifat kapercayaan, Bijaksana tur budiman</span><br /><span style="font-size:100%;">Bener unggal sasauran, Najan saur kaheureuyan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Ngajembarkeun Kangjeng Nabi teh, Ka jalma sadunya kabeh</span><br /><span style="font-size:100%;">Dawuh Pangeran nu soheh, Nu wajib diturutna teh.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Hurmat urang ka Anjeunna, Dina mangsa jumenengna</span><br /><span style="font-size:100%;">Sareng saba’da wafarna, Eta teu aya bedana.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Duh Gusti Jungjunan abdi, Sidna Muhammad habibi</span><br /><span style="font-size:100%;">Pamugi salira nampi, Ka nu hina diri abdi.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Abdi Umat ahir jaman, Anu banget panasaran</span><br /><span style="font-size:100%;">Horeng tepang ngadeuheusan, Seja tumut serah badan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Di yaumil ahir pamugi, Abdi sing janten ngahiji</span><br /><span style="font-size:100%;">Sareng indung bapa abdi, Ngiring Gusti ka Sawargi.</span><br /><br /><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">Tammat, Wallohu Alam.</span></span></div>Yanhttp://www.blogger.com/profile/01505094454131719686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8119667967036798575.post-82985995298837935972009-04-30T15:49:00.000-07:002009-04-30T16:18:18.937-07:00Cara Dapat Duit Cepat<h2 style="text-align: center;"><a href="http://www.AWSurveys.com/HomeMain.cfm?RefID=asepujang" title="Cari Duit di Internet">Cari Duit di Internet</a></h2><p style="text-align: justify;">Sejumlah cara untung-untungan yang dipakai orang Indonesia untuk cari duit di internet.</p><div> </div><p style="text-align: justify;"><span id="more-1352"></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Ini beberapa cara mudah yang sering dipakai orang Indonesia untuk cari duit sambil menjelajahi internet. Setelah mengamati blog-blog pencetak uang di Indonesia dan melihat beberapa forum populer, sepertinya tipe-tipe skema yang biasa disebut PTC (Paid To Click atau dibayar untuk meng-klik) sangat disukai orang sini. Siapa yang tahu berjam-jam nongkrong di warnet bisa menguntungkan?</p><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="padding-top: 30px; text-align: justify;">Dibayar untuk Meng-klik Iklan</h3><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Jaringan <strong>Bux</strong> - Pemakai dibayar untuk meng-klik iklan dan mengunjungi situs web. Anda cukup meng-klik iklan, menunggu halaman muncul, dan tetap membuka situs web tersebut selama minimal 30 detik. Anda dibayar $ 0.01 untuk setiap situs web yang Anda lihat sendiri. Anda juga bisa mengajak teman-teman untuk mendaftar di Bux dan akan dibayar $ 0.01 untuk setiap situs web yang dilihat oleh mereka.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Sepertinya cuma buang-buang waktu, kecuali kalau Anda bisa mengajak teman sebanyak mungkin. Misalnya - </p><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li>Anda meng-klik 10 iklan per hari = $ 0.10</li><li>20 teman Anda meng-klik 10 iklan per hari = $ 2.00</li><li>Dalam sehari Anda dapat $ 2.10</li><li>Dalam seminggu Anda dapat $ 14.70</li><li>Dalam sebulan Anda dapat $ 63.00</li><li>Dalam setahun Anda dapat $ 756.00, atau sekitar 7 juta rupiah</li></ul><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Contoh akun salah satu member Bux, dari Indonesia:</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><img src="http://www.indonesiamatters.com/images/bux-stats.gif" alt="Bux stats" /></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Semakin banyak teman yang Anda ajak, semakin besar keuntungan Anda. </p><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="padding-top: 30px; text-align: justify;">Dibayar untuk Memilih Situs</h3><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><strong>Subvert and Profit</strong> - Anda dibayar untuk memilih tulisan-tulisan di situs media sosial semacam Digg dan Stumbleupon, juga YouTube. Anda dibayar <strong>$1.00</strong> untuk setiap batch (berkas) pilihan, tapi biasanya Anda mendapatkan paling banyak satu batch (berkas) dalam satu hari.</p><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="padding-top: 30px; text-align: justify;">Syarat-Syarat</h3><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Untuk kedua program di atas, kita harus punya:</p><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li>akun email, untuk daftar</li><li>akun <a href="http://www.indonesiamatters.com/763/paypal/"><u>Paypal Indonesia</u></a> untuk menerima bayaran.</li></ul><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Khusus untuk program “Subvert and Profit” kita juga harus punya akun:</p><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li>Digg</li><li>Stumbleupon</li></ul>Yanhttp://www.blogger.com/profile/01505094454131719686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8119667967036798575.post-89190598013146226112009-04-30T01:02:00.000-07:002009-04-30T16:10:16.527-07:00Cari Duit<h2 style="text-align: center;"><a href="http://www.awsurveys.com/HomeMain.cfm?RefID=asepujang" rel="bookmark" title="Permanent Link: Cari Duit Tambahan di Internet">Cari Duit Tambahan di Internet</a></h2><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Pengen cari duit tambahan melalui internet? Ikuti program affiliasi dari <a href="http://www.keuanganpribadi.com/">KeuanganPribadi.com</a>. Program ini kami selenggarakan secara GRATIS bagi seluruh anggota <a href="http://www.keuanganpribadi.com/">KeuanganPribadi.com</a>. Kami akan membagikan komisi hingga 50% dari penjualan kepada Anda. Komisi akan kami transfer ke rekening bank Anda pada hari minggu pertama setiap bulannya! Pengen tahu caranya?</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span id="more-13"></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Pertama-tama Anda harus mengerti terlebih dahulu mengenai situs kami. Silahkan kunjungi situs <a href="http://www.keuanganpribadi.com/">KeuanganPribadi.com</a> dengan cara <a href="http://www.keuanganpribadi.com/">klik disini</a>. Dari halaman utama situs, Anda dapat membaca bahwa situs kami adalah situs yang menjual ebook dengan topik pengelolaan keuangan pribadi. Ebook ini dapat membantu pembacanya untuk mendapatkan hasil optimal dari keuangan mereka, mempelajari cara-cara berinvestasi, membuat rencana keuangan, mengantisipasi resiko keuangan, mengeliminasi kerugian yang disebabkan oleh hutang, dan masih banyak lagi. Ebook dijual dengan harga Rp. 100.000,-.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Dalam program affiliasi ini, Anda membantu kami dalam menawarkan ebook ini kepada orang lain (tanpa melalui SPAM). Untuk setiap penjualan yang berhasil Anda lakukan, kami akan menawarkan komisi sebesar 50% dari harga jual ebook itu sendiri. Dengan kata lain Rp. 50.000,-. Hanya dengan menjual 1 ebook aja setiap harinya, maka setiap bulan Anda akan mendapatkan penghasilan tambahan sebesar Rp. 1.500.000,-. Tentunya jumlah ebook yang terjual setiap bulannya ini tergantung dari besarnya usaha yang Anda kerahkan untuk menjualnya. Semakin banyak ebook yang berhasil Anda jual, maka semakin besar komisinya.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Untuk menjadi affiliate, Anda harus menjadi member kami terlebih dahulu dan membayar biaya keanggotaan sebesar Rp. 100.000,- (sekali untuk seumur hidup). <a href="http://www.keuanganpribadi.com/order.php" target="_blank">Anda dapat mendaftarkan diri Anda disini</a>. Mengapa untuk menjadi affiliate perlu membeli ebook kami terlebih dahulu? Kami merasa bahwa sebagai penjual, pemahaman atas produk yang akan dijual adalah sangat penting. Oleh karena itu, kami menginginkan agar Anda membaca ebook tersebut serta memahami terlebih dahulu isinya. Setelah itu baru Anda dapat menawarkannya kepada orang lain.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Persyaratan untuk menjadi affiliate kami adalah Anda harus memiliki rekening tabungan di salah satu Bank BCA atau Bank Mandiri. Rekening ini akan kami gunakan untuk mentransfer komisi Anda. Apabila Anda tidak memiliki rekening tabungan, maka Anda harus membuka rekening baru. </p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><img id="image117" alt="Logo BCA" src="http://blog.keuanganpribadi.com/wp-content/uploads/2006/06/bca_logo.gif" /><img id="image118" alt="Logo Mandiri" src="http://blog.keuanganpribadi.com/wp-content/uploads/2006/06/mandiri_logo.gif" /> </p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Apa deskripsi pekerjaan dari seorang affiliate keuangan pribadi? Gampang. Untuk setiap affiliate, kami menyediakan satu buah link khusus. Affiliate cukup mengajak orang lain untuk mengunjungi situs kami melalui link tersebut. Pada setiap komputer yang digunakan untuk mengunjungi KeuanganPribadi.com melalui link Anda, kami menaruh sebuah penanda (<em>cookies</em>) sehingga pada masa berikutnya orang yang sama hendak mengunjungi kembali situs kami, kami akan mengarahkannya kembali ke link Anda. Apabila pengunjung yang bersangkutan membeli ebook kami, maka Anda berhak menerima komisi sebesar Rp. 50.000,-.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Jadi apa yang perlu Anda lakukan disini hanyalah mendatangkan orang ke situs KeuanganPribadi.com melalui link yang disediakan khusus untuk Anda. Gampang bukan? Dan untuk setiap penjualan yang terjadi melalui link tersebut, Anda akan menerima Rp. 50.000,-. Uang ini akan ditransfer ke rekening Anda pada hari minggu pertama bulan berikutnya. Bagi Anda yang ingin <strong>mencari duit tambahan</strong> melalui internet, jangan ragu lagi! Segera bergabung dengan program affiliasi KeuanganPribadi.com.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><strong>Tambahan</strong>: Untuk membantu Affiliate dalam memantau kinerjanya, kami telah menyiapkan beberapa jenis laporan yang dapat diakses pada Member Area. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan baca tulisan kami yang berjudul <a href="http://blog.keuanganpribadi.com/memantau-kinerja-affiliasi-anda">“Memantau Kinerja Affiliasi Anda”</a>.</p>Yanhttp://www.blogger.com/profile/01505094454131719686noreply@blogger.com0